Suami dan teman-teman bertanya sejak bila pulak pandai sangat bersajak-sajak ni! Kata suamiku' berpuluh-puluh tahun hidup sama tak pernah dengar pun nora bersajak, apa lagi nak menghasilkan sebuah sajak! Tiba-tiba boleh buat sajak pulak... haha.. itu perubahan hormon bagi wanita yang semakin matang dan ber... ( hiss.. tak nak habiskan perkataan tuu.. nak kena cucuk botoq ni..kikiki ..kau orang faham-faham sendirilah ye!)
Bukan apa dah bertahun-tahun menghadap angka dan mengira.. kepala pun dah naik mengong bertembung pulak dengan hormonku ini... tiba-tiba otakku jadi puitis! meh! tengok apa ada kat bawah ni..
Sajak ini nukilan seorang sahabat mayaku Hanta Deis yang sering berkongsi sajak dan puisinya bersamaku. Mari kita getarkan hati dan perasaan menyelusuri makna luahan perasaan penyair yang kehilangan 'tulang rusuknya' ini.
Dalam Harapku
bukan waktunya kumemetik tangkaimu
tiba-tiba kuntummu layu dan gugur di perdu
sebelum aku sempat menjambangimu
untuk sebuah kamar tidurku yang sepi
sedang dalam harapku
harummu pasti mewarnai malam dan siang hayatku
setelah sekian lama kubina angan
bagi sebuah syurgawi yang syahdu
bukan waktunya kumemetik tangkaimu
tiba-tiba kuntummu layu dan gugur di perdu
sebelum aku sempat menyuntingimu
untuk sebuah hatiku yang sepi dan kering
sedang dalam harapku
harummu pasti mewarnai gelap dan cerahnya kalbuku
setelah sekian lama kubina angan
bagi sebuah ikatan yang suci dan murni
bukan waktunya kumemetik tangkaimu
tiba-tiba kuntummu layu dan gugur di perdu
sebelum sempat aku menyerimu
untuk sebuah rasa batiniahku yang nyeri
sedang dalam harapku
putikmu pasti membuahkan tunas baru
setelah sekian lama kubina rangka
bagi sebuah istana yang isinya irama dan lagu
bukan waktunya kumemetik tangkaimu
tiba-tiba kuntummu layu dan gugur di perdu
sedangkan kau satu dalam beribu
pasti sukar mencari yang baru